Revolusi Data Bisa Bantu Atasi Tantangan Pendidikan

From my talk at Sampoerna University, Jakarta, Indonesia, May 29, 2015 covered in Actual.co (http://www.aktual.co/sosial/revolusi-data-bisa-bantu-atasi-tantangan-pendidikan)

Minggu, 31-05-2015 06:01

Revolusi Data Bisa Bantu Atasi Tantangan Pendidikan : aktual.co
Harry Anthony Patrinos (Foto: Istimewa)

Revolusi Data dalam arti akses ke informasi, perubahan aturan pelayanan, dan meningkatnya pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence), ketiganya adalah kekuatan-kekuatan yang bisa membantu mengatasi tantangan-tantangan pendidikan.

Jakarta, Aktual.co —Revolusi Data dalam arti akses ke informasi, perubahan aturan pelayanan, dan meningkatnya pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence), ketiganya adalah kekuatan-kekuatan yang bisa membantu mengatasi tantangan-tantangan pendidikan.
Demikian dikatakan Harry Anthony Patrinos, ahli ekonomi pendidikan yang banyak bekerja di Bank Dunia, dalam sambutannya di hari pertama Konferensi Pendidik Nasional (National Educators Conference) 2015 di Jakarta, Jumat (29/5). Konferensi itu berlangsung di kampus Universitas Sampoerna sampai Sabtu (30/5).
Menurut Patrinos, ada dua tantangan besar yang dihadapi sistem pendidikan di seluruh dunia: akses ke persekolahan dan kebutuhan untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Selain itu, juga ada kekuatan-kekuatan yang sedang  bermain, yang bisa membantu kita mencapai tantangan-tantangan itu.
Dalam hal Revolusi Data, saat ini lebih banyak informasi yang tersedia dan bisa diakses tentang manfaat-manfaat pembelajaran, dan tantangan-tantangan dalam hal pencapaian tujuan-tujuan kolektif.
Seringkali, sekadar pemberian informasi tentang hasil pembelajaran mungkin sudah cukup untuk meningkatkan prestasi. Penggunaan informasi  dari penilaian (assessments) siswa internasional telah membantu mereformasi sistem pendidikan.
Partinos kini berperan sebagai Manajer Praktik Global Pendidikan untuk negara-negara Asia Timur dan Pasifik. Ia memimpin tim dan staf yang berkantor di Washington, Amerika, dan di 10 negara Asia, untuk memberikan visi dan arahan strategis, serta mendorong inovasi.